Weeits, ternyata nabung
dan deposito itu ga termasuk investasi lho! Kenapa? Karena menurut bukunya
@pakarsaham yang saya baca. Jika uang yang di depositokan itu diberi bunga 7%
pun, tetap aja kalah melawan inflasi yang bisa 10% per tahun.
Jadi, alih-alih
mendapatkan uang lebih banyak, malah uang kita yang dikikis karena inflasi.
Lalu, gimana dong?
Akhirnya, saya menemukan juga instrument investasi yang kalau bisa sih harus di atas nilai inflasi tahunan. Jadi jika inflasi di Indonesia rata-rata 10% per tahun. Maka sebaiknya instrument investasinya menghasilkan nilai hasil lebih tinggi daripada nilai inflasi.
Tapi, ada kendala nih.
Modal yang pas pasan Hehehe :D
Bukan rahasia umum ya
kalau segala sesuatu itu emang kudu diniatin banget kalau mau dikerjain.
Karena memang selalu ada kendalanya. Kayaknya semua yang menuju jalan kebaikan
itu kudu susah dulu deh baru senang.
Kayak pepatah: berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Kayak pepatah: berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Nah, karena ingin
investasi di instrument investasi yang memberikan hasil lebih di atas inflasi.
So, pasti saya juga kudu nyiapin modal. Mana ada usaha yang tanpa modal. Tul
kan? Minimal modal tekad yang tak pernah padam plus segudang rencana itu kudu.
Bagaimana kelanjutannya dan investasi penting
seperti apa sih yang bisa hasil lebih
tinggi? Yuk baca di postingan berikutnya! ;)
0 komentar:
Posting Komentar