Kamis, 14 Mei 2015

Saham Pertamaku



 Pertama kali melakukan sesuatu hal baru dalam hidupmu tentulah sangat berkesan. 
Cinta pertama, pandangan pertama, dan segala sesuatu yang pertama. Nah, bagaimana dengan
membeli saham untuk pertama kalinya?

Saya sudah pernah merasakan bagaimana membeli saham untuk pertama kalinya. Rasanya? 
Wow banget! Rasanya luar biasa! Takjub! Karena akhirnya setelah sekian lama, saya akhirnya berani dan dengan keputusan sendiri untuk mulai membeli saham.

Temans, cukup butuh waktu bagi saya untuk melakukannya. Pertama, karena saya setuju dengan petuah Om Buffet yaitu jangan investasi di bidang yang kau tak tahu. Nah, saya kan awalnya hanya kenal satu kata saja"saham".

Itupun saya dapat dari hasil nonton film asing. Film ini bercerita tentang si tokoh utama yang super bloon hingga ditipu abis-abisan sama brokernya. Sudah lama siy, saya aja sudah lupa judul filmnya.
Si tokoh kemudian mengejar-ngejar si broker yang membawa sekarung uang miliknya itu hingga ke sebuah pulau yang dipenuhi pelancong.
Sekarung uang?






Ya, ternyata uang yang hendak ditanamkan di saham itu ternyata diambil oleh si broker untuk dirinya sendiri bukannya untuk beli saham. 
Nah, seiring waktu, saya jadi mengerti bahwa ternyata kita harus teliti memilih broker. Ternyata uang kita saat hendak belanja saham, tak disetor pada broker melainkan pada rekening kita sendiri di bank kustodian.
Ternyata meski ada broker, yang melakukan pembelian saham itu bisa kita lakukan sendiri melalui online trading.

Dan kalau kita sibuk maka kita bisa minta bantuan broker tapi bukan sembarang broker. melainkan hanya broker yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jadi, setahun perjalanan saya belajar tentang investasi, khususnya saham, belumlah cukup memberi saya nyali untuk membeli saham itu sendiri. Hingga akhirnya setelah belajar dan belajar, baca dan baca, gabung di milist dan sebagainya. Akhirnya saya merasa inilah saat yang tepat unutk membeli saham.

Kenapa?
Karena saya sudah tahu, saham mana yang sebaiknya saya beli, pada harga berapa saya harus beli, kapan saya harus jual dan berapa kerugian yang mampu saya tanggung.

Karena investasi saham memiliki prinsip high risk high profit. Jika kau ingin untung besar kau juga harus sanggup menanggung rugi juga. Lalu bagaimana cara meminimalisir kerugian tersebut, tentunya dengan 'ilmu.'

Jika kau malas belajar tapi tetap ingin investasi di saham, belilah reksadana saham saja, mintalah bantuan manajer investasi.  

Kembali ke pengalaman pertama beli saham, ya. Alhamdulillah saya sudah merasakannya. Inshaallah langkah-langkah berikutnya akan terasa lebih ringan. Sehingga saya juga bisa terus berbagi dengan teman-teman di sini. ^__^

2 komentar:

  1. hihihi saya tahuuu bagaimana rasanya..bbrp bulan yll saya juga abis belajar belanja saham, tapi khusus beli saham syariah saja, baru beli bbrp bln yll lalu skrg liat salah satu saham udah untung diatas 60% aja :))..investasi saham utk jangka panjang siy, jd ga tll mikirin kpn beli kpn jual..smoga lancar teruus, maak :))

    BalasHapus
  2. Aku juga khusus saham syariah mak. tapi harus tetep terus belajar lho. kita harus tahu kapan saat yang tepat utnuk beli dan jual ;) Semoga sukses dengan investasi sahamnya ya. Aamiin yra

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Definition List

KEB

Mengenai Saya

Foto saya
Aira Kimberly merupakan seorang mentor, penulis skenario, artikel, buku fiksi dan non fiksi serta bacaan anak sejak 2009. Semoga bisa berbagi inspirasi ^__^

Pengikut